Masalah Kesehatan Yang Dialami Pekerja Shift Malam


Apakah Anda pernah memiliki shift malam di tempat kerja? Shift malam adalah waktu kerja yang berlangsung dari tengah malam hingga pagi, atau dari siang hingga dini hari.
Kerja malam dapat memiliki sejumlah efek berbahaya pada kesehatan. Yuk simak berbagai risiko kesehatan dan tips bermanfaat untuk pekerja malam.

Alasan kenapa shift malam bisa mengganggu kesehatan

Manusia adalah makhluk sehari-hari yang dirancang untuk aktif di siang hari. Pada malam hari, tubuh membutuhkan istirahat untuk fokus pada pemulihan dan pemulihan.

Ketika Anda tidur di malam hari, tubuh Anda melepaskan hormon pertumbuhan dan kortisol dan menggunakan gula darah ekstra untuk menjaga sistem saraf pusat berfungsi tanpa asupan makanan dari luar. Sel-sel otot tidak membutuhkan energi di malam hari dan karena itu menerima lebih sedikit insulin.

Kebiasaan tidur yang tidak teratur dari pekerja shift malam dapat mengganggu ritme sirkadian (jam internal tubuh).

Kemungkinan masalah kesehatan selama shift malam

Kerja malam tanpa istirahat yang cukup dan asupan gizi yang cukup dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Berikut beberapa risiko kesehatan shift malam yang bisa terjadi.

Meningkatkan risiko gangguan metabolisme

Pola tidur yang terganggu selama tiga malam telah terbukti secara ilmiah mengurangi sensitivitas insulin hingga 30 persen. Kondisi ini membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit berbahaya, seperti diabetes tipe 2.
Tak hanya itu, proses metabolisme pun menjadi lebih efisien dalam membakar lemak di malam hari. Jika pekerja shift malam makan pada jam tersebut, kadar trigliserida dan gula darah cenderung meningkat.

Mereka juga lebih rentan terhadap masalah terkait metabolisme lainnya, seperti intoleransi glukosa, penambahan berat badan, dan risiko lebih tinggi terkena diabetes.
Tidur yang tidak teratur akibat kerja malam juga bisa membuat tubuh sulit menyesuaikan diri.

Meningkatkan Risiko Gangguan Pencernaan

Pekerja malam lebih rentan terhadap gangguan pencernaan, seperti irritable bowel syndrome (IBS) dan mulas. Peningkatan risiko ini disebabkan oleh sistem pencernaan yang tidak seharusnya bekerja di malam hari, serta terganggunya kinerja hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang.

Kurangnya Asupan Makanan Bergizi

Selama kerja malam, pilihan makanan juga lebih terbatas. Tak heran, karena kurangnya alternatif, pekerja malam memilih makanan cepat saji yang tinggi karbohidrat dan rendah nutrisi.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa setelah bekerja shift malam selama 6 bulan, konsumsi serat seseorang cenderung menurun karena jarang makan sayur.