Kejadian meluas menguap, di mana satu orang menguap serta setelah itu menimbulkan orang lain di sekelilingnya pula menguap, merupakan pengalaman yang biasa di antara orang. Walaupun belum seluruhnya dimengerti, terdapat sebagian filosofi serta uraian yang berupaya menarangkan kejadian ini.
1.**Empati serta Koneksi Sosial:** Salah satu filosofi yang terkenal merupakan ketergantungan dengan pandangan sosial serta penuh emosi. Orang merupakan insan sosial yang kokoh, serta kehadiran jalinan penuh emosi serta koneksi sosial bisa memainkan kedudukan besar dalam kejadian meluas menguap. Kala kita memandang orang lain menguap, otak kita bisa menghasilkan koneksi penuh emosi ataupun jawaban sosial yang menimbulkan kita turut menguap selaku wujud empati.
2.**Refleks Otomatis:** Kejadian meluas menguap bisa jadi pula terpaut dengan refleks otomatis ataupun refleks kontagius. Otak orang mengarah merespons aksi khusus orang lain dengan melaksanakan aksi yang seragam dengan cara otomatis. Ini dapat jadi wujud respon otomatis yang dipicu oleh observasi visual ataupun anggapan suara, serta menguap merupakan aksi yang gampang diadaptasi oleh otak.
3.**Regulasi Temperatur Badan:** Terdapat filosofi yang menyangkutkan meluas menguap dengan regulasi temperatur badan. Bagi riset, menguap bisa menolong menata temperatur otak dengan tingkatkan perputaran hawa ke zona itu. Jadi, memandang orang lain menguap bisa jadi jawaban otomatis dari otak buat membiasakan temperatur badan.
4.**Teori Evolusioner:** Sebagian periset pula berupaya menarangkan kejadian meluas menguap lewat filosofi evolusioner. Bagi filosofi ini, kala badan golongan merespons dengan cara sebentuk kepada dorongan khusus, itu bisa membagikan profit evolusioner dalam menjaga golongan. Dalam perihal ini, meluas menguap dapat dikira selaku wujud jawaban beramai- ramai yang mensupport kohesi sosial dalam golongan orang.
Walaupun sedang terdapat banyak persoalan yang belum terjawab, semacam kenapa kejadian ini lebih biasa terjalin di antara banyak orang yang mempunyai ikatan dekat, uraian di atas membagikan sebagian pemikiran mengenai kenapa kita kerap kali turut menguap dikala memandang orang lain melaksanakannya.