Sebuah alasan di balik IPO perusahaan unicorn Indonesia

Tahukah kalian ciri-ciri orang Indonesia yang menonjol?? Ramah dan suka ngumpul itu sudah umum, tapi ada lagi ciri yang sering kita jumpai. Entah apakah ciri ini karena dari negara berkembang, atau memang karena keunikan hayati nya orang Indonesia aja.

Ciri itu adalah jiwa oportunis!!

Orang Indonesia itu gesit kalau melihat peluang di depan mata. Sifat itu bahkan keliatan di jalanan. Kalau ada peluang nyalip dikit langsung disikat. Potong kiri potong kanan. Bukan hal yang aneh motor naik trotoar, bahkan melawan arah, setiap melihat celah langsung diambil!!

Jiwa oportunis itu juga terlihat di pasar modal. Dulu setiap kali ada acara paparan rencana IPO, public expose atau RUPS dari emiten selalu ada segerombolan orang tua yang datang menghadirinya. Hanya bermodalkan 1 lot kepemilikan saham sebagai syarat dapat menghadiri RUPS-nya.

Untuk apa datang?

Karena mereka mengincar makanan hotel bintang 5 dan souvenir yang diberikan oleh perusahaan seperti powerbank seharga 200 ribuan. Oportunis!! Tapi Oportunis tidak selalu berarti buruk loohh. Mantan boss saya bangga akan jiwa oportunisnya beliau. Dengan jiwa oportunisnya dia berhasil naik hingga menjadi direktur utama di tempatnya bekerja.

Dia bercerita kesuksesannya dari jiwa oportunis sejak masa kuliah. Ketika itu dia gemar mengumpulkan KTP kakak, keluarga, dan teman-teman nya. Menggunakan nama mereka untuk antri mengikuti IPO saham. Dengan menggunakan banyak nama maka penjatahan alokasi saham akan menjadi lebih besar.

Kenapa sampe segitu niatnya antri ikut IPO?

Karena IPO saham hari pertama itu jarang sekali turun merugi. Biasanya dari 10 emiten setidaknya 7 naik di hari pertama. Beberapa naik single digit, sebagiannya lagi dapat naik puluhan bahkan ratusan persen!!

Ya kan malu owner emiten menghadiri listing perdana di BEI sahamnya langsung turun memerah.
Makanya IPO merupakan ladangnya para oportunis. Dengan berhitung statistik simpel aja dari 10 setidaknya 7 naik, maka dapat dipastikan totalnya akan mengeruk keuntungan besar.

Ga perlu riset ribet-ribet, dibagi rata aja setiap IPO. Yang menariknya di IHSG sejak tahun 2021 kemarin menjadi tahun breakthrough-nya saham new economy. Kenaikan besar saham berbasis digital ini membuat para raksasa teknologi tertarik masuk antrian untuk melantai di IHSG selanjutnya.