Sebuah Kisah Hidup Konlomerat Terkaya Sepanjang Secara Amerika

John Davison Rockefeller adalah seorang pebisnis yang fokus di bidang perminyakan pada abad 19-20.

Di puncak kejayaannya, nilai kekayaannya hampir mencapai USD 1 Miliar atau 3% PDB Amerika saat itu.

Perusahaannya melakukan monopoli pada berbagai industri i yang cenderung mematikan bagi pesaingnya.

John Davison Rockefeller

Rockefeller lahir tahun 1839 dan berasal dari keluarga sederhana di New York. Ayahnya seorang tukang jual obat palsu yang sering kena kasus dan ibunya adalah IRT.

Ayahnya mengajarkan dia tentang kekejaman dunia bisnis dan sikap skeptis, bahkan sampai menipu anaknya sendiri demi mengajarkan itu.

Sedangkan ibunya mengajarkan dia untuk berhemat, kerja keras, dan mengendalikan diri.

Karena ayahnya sering terlibat masalah dan hobi kabur, Rockefeller bersama ibunya selalu bertahan hidup dengan menjual kalkun, permen, dan kentang.

Pada usia 12 tahun, dia memulai investasi pertamanya dengan meminjamkan 50 dolar ke petani lokal yang dibayar setahun kemudian dengan bunga 7%.

Karier pertamanya dimulai sebagai asisten pembukuan di perusahaan kecil bernama Hewitt & Tuttle pada 1855 dengan gaji 50 sen sehari.

Tahun 1859, Rockefeller memulai usaha pertamanya dengan pinjaman $4000 bersama Maurice B. Clark dan berhasil meraih pendapatan $450.000 hanya dalam satu tahun

Saat perang saudara Amerika, perusahaannya mendapat untung besar dengan menjadi pemasok logistik bagi pasukan Union.

Tahun 1863, Rockefeller ikut berinvestasi pada penyulingan minyak di Cleveland bersama investor lainnya.

Tahun 1865, dia mengambil alih penyulingan minyak itu dan mengembangkannya sampai jadi yang terbesar di Cleveland.

Tahun 1870, dia mendirikan perusahaan Standard Oil dan membentuk monopoli dengan mengakuisisi pesaing dan mendirikan perusahaan distributor yang memasarkan produknya ke seluruh dunia.

Untuk mempertahankan hegemoni bisnisnya

Standard Oil melakukan sendiri aktivitas bisnisnya mulai dari produksi barel hingga penelitian untuk penggunaan by-product dari minyak tanah.

Dia juga mengancam membangkrutkan bisnis pesaing yang tidak mau menjual perusahaannya pada Rockefeller.

Rockefeller banyak dibenci orang karena praktik bisnisnya yang sering mematikan perusahaan saingan.

Terlepas dari itu, Standard Oil juga menciptakan inovasi yang membantu akses produk minyak yang murah, efisien, dan lebih minim pembuangan.

Seperti produk kerosin yang jadi bahan bakar lampu, tar yang jadi aspal, dan parafin yang jadi lilin.