Seperti jenis fobia lainnya, heliofobia adalah jenis gangguan kecemasan. Orang dengan kondisi heliofobia sangat mungkin terhambat dalam aktivitasnya sehari-hari karena menghindari sumber kecemasannya.
Terutama bagi mereka yang takut dengan sinar matahari, mereka akan melakukan beberapa cara untuk menghindari aktivitas di luar ruangan di siang hari. Hal ini tentu saja berdampak besar pada hidupnya.
Berbagai kondisi dengan heliophobia
Namun, perlu dibedakan antara heliofobia dan refleks untuk menghindari sinar matahari. Tidak ada ketakutan di luar akal sehat. Anda menghindari sinar matahari karena kondisi seperti:
Alergi matahari
Berbagai jenis obat, baik oral maupun topikal. Dikhawatirkan dapat terjadi reaksi fototoksik. Selain itu, konsumsi antibiotik seperti tetrasiklin dan antidepresan trisiklik juga dapat menyebabkan reaksi fotosensitif.
Penyakit autoimun
Orang dengan penyakit autoimun seperti lupus dan skleroderma juga memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat memperburuk gejala penyakit.
Cacat genetik
Ada juga kondisi yang sensitif terhadap sinar matahari karena faktor keturunan, yaitu kelainan genetik. Ada juga jenis penyakit langka yang berhubungan dengan masalah darah yang disebut porfiria.
Pemicu heliofobia
Ini adalah pemicunya:
Trauma
Pengalaman traumatis dapat memicu heliophobia. Misalnya, seseorang yang pernah terbakar sinar matahari saat kecil mungkin takut hal itu akan terjadi lagi. Bahkan, ketakutan ini muncul meski hanya dengan sedikit paparan sinar matahari.
Respon yang dipelajari
Jika orang tua atau orang dewasa di dekatnya takut matahari, seorang anak dapat mengandalkan reaksinya. Mereka menjadi takut pada sinar ultraviolet karena menyerap reaksi orang-orang terdekat mereka.
Genetik
Seperti halnya gangguan kecemasan lainnya, fobia juga bisa muncul karena faktor keturunan. Ini dapat menyebabkan atau memperburuk heliofobia.
Diagnosis dan pengobatan heliofobia
Untuk mendiagnosis heliophobia, dokter dan terapis akan mengajukan serangkaian pertanyaan tentang gejala, baik mental maupun fisik. Selain itu, tim medis juga akan menilai seberapa parah tingkat kecemasannya. Apakah fobia ini juga terjadi pada anggota keluarga lainnya sedang diselidiki. Untuk mengatasinya, beberapa alternatif yang bisa dilakukan adalah:
Terapi perilaku kognitif
Teknik terapi fokus pada pemahaman pikiran, emosi dan perilaku. Terapis akan menciptakan suasana hati dan melakukan berbagai jenis latihan untuk mengurangi kecemasan dan fobia.
Penggunaan obat
Selain terapi psikologis, obat-obatan dapat diberikan untuk meredakan kecemasan. Jenis mungkin termasuk beta blocker, obat penenang, atau inhibitor reuptake serotonin selektif. Namun, perlu menggunakan obat penenang dengan bijak karena ada risiko ketergantungan.